Tompaso Tanah Sakral Minahasa.



            Tompaso adalah suatu nama kecamatan di kawasan Kabupaten Minahasa propinsi Sulawesi Utara, Kedudukan ibukota Kecamatan Tompaso terletak di desa Liba. Kecamatan Tompaso memiliki luas wilayah   ±  3.020 Ha. Secara geografis Kecamatan Tompaso terletak antara :  12 ° sampai  15° lintang utara dan  46° sampai  124° bujur timur, dengan keadaan topografi datar. Berada pada ketinggian 425 meter di atas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Utara dengan Kecamatan Kawangkoan dan Kecamatan Remboken,Timur dengan Kecamatan Langowan Utara dan Kecamatan Langowan Barat serta Kecamatan Kakas, Selatan dengan  wilayah hutan (Gunung Soputan ), Barat dengan Kecamatan Kawangkoan. Wilayah Tompaso meliputi 11 (sebelas) desa utama, yaitu : Desa Tember, Desa Kamanga, Desa Sendangan, Desa Talikuran, Desa Liba, Desa Tempok, Desa Tolok, Desa Tompaso II, Desa Pinabetengan, Desa Tonsewer, Desa Touure. Dari sisi demografi, penduduk Tompaso dengan jumlah jiwa Tahun 2017 sebanyak  17.782 jiwa  atau  4.824  KK, dan 13.347 Pemilih.

             Sementara potensi sumber daya alam untuk diolah, Tompaso mengandalkan Sektor Pertanian seperti :   sub sektor Tanaman Pangan (Padi sawah, jagung), Holtikultura (Kacang Merah/Brenebon, Kacang Tanah, Bawang Merah, Sayur-sayuran). Disamping itu juga diusahakan sektor peternakan (ayam ras/buras, babi, itik, sapi dan kuda). Sementara itu di sektor industri, diupayakan peningkatan industri kecil (meuble, pabrik roti dll). Khusus untuk sektor pariwisata, wilayah Tompaso mengandalkan wisata Budaya antara lain Watu Pinabetengan, Waruga di Desa Sendangan, serta gelanggang pacuan kuda.   Sementara itu, Kondisi keamanan ketertiban ( stabilitas wilayah) cukup kondusif dan senantiasa terbina baik, sehingg memungkinkan berlangsungnya gerak roda pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di wilayah Kecamatan Tompaso.

Tompaso juga terkenal oleh tanahnya yang subur yang menjadi rumah tinggal untuk berbagai variasi tanaman dan binatang, didarat. Tertutup dengan daunan hijau tanaman palawija dan hortikultura, tanah itu juga menyumbang variasi buah-buahan dan sayuran yang lengkap. Fauna Tompaso mencakup antara lain binatang langkah seperti burung sosod (Tarsius Spectrum). Kebanyakan penduduk Tompaso adalah orang yang beragama Kristen, yang ramah dan salah satu anak suku-bangsa yang paling terbuka dengan segala arus peradaban dunia. Hubungan pertama dengan bangsa luar terjadi dengan orang china yaitu dinasty Han pada abad ke2 sebelum masehi dengan datangnya rombongan puteri raja cina , Han, yang diusir oleh ayahnya yang kini diyakini saat tiba dijazirah tanah minahasa berganti nama menjadi Lumimuut. Penduduk Tompaso di dominasi 98% kelompok subetnik Tumontemboan, selebihnya adalah subetnik lainnya dari suku Minahasa. Tompaso sebagai bagian subetnik Tontemboan sudah pasti memakai bahasa Tontemboan sebagai bahasa pengantar disamping bahasa Malayu Manado.

Malayu Manado adalah bahasa umum yang dipergunakan dalam komunikasi antara orang-orang dari sub-sub etnik Minahasa maupun antara mereka denga penduduk dari suku-suku bangsa lainnya, baik dalam lingkungan pergaulan kota maupun dalam lingkungan pergaulan desa. Bahkan ldalam kondisi sekarang orang-orang Tompaso menggunakan Malayu Manado sebagai bahasa ibu, menggantikan bahasa Tontemboan sebagai bahasa suku bangsa yang bersangkutan. Generasi terakhir dari orang Tompaso di kota-kota dan di desa-desa yang dimaksud tidak dapat lagi menggunakan bahasa pribumi subetnik Tontemboan. Proses indigenisasi Malayu Manado sedang berlangsung dengan pesat, membentuk suatu cirri identitas etnik dan bagian dari sistem budaya Minahasa.

0 komentar:

Posting Komentar