Awan merupakan salah satu dewa dalam cerita lama sebagai
perwujudan dewa Lii’limbeng yaitu dewa kegelapan yang merupakan dewa angkara
murka serta pembawa bencana. Ada kebiasaan orang yang menaruh ember atau tong
penampung air diluar rumah disaat musim kemarau dengan mengharapkan hujan
sambil memberikan sesajen dan membakar wewangian di dapur sambil membuka
seluruh pintu dan jendela rumah. Demikianpun disaat musim hujan yang sudah
berkepanjangan disertai angin badai, dibuat ritual khusus dengan membuat
upacara pengorbanan hewan berupa babi atau ayam. Kalau pengorbanan hewan tidak
berhasil maka diganti dengan pengorbanan seorang manusia yang diambil diluar suku
yang dicari oleh Pamuis.
Ada beberapa larangan;
Jangan
terlalu lama memandangi gumpalan awan terlalu lama karena akan membuat orang
tersebut akan kena sakit syaraf.
Jangan
mengawasi awan dimalam hari, hal ini akan membuat awan tersebut akan
menyinggahi saudara dan akan mencelakakan saudara. (Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar