Tonaas Dan Pakaiannya (Kaenem)


Perhiasan Dan Kelengkapannya.
Berbicara mengenai perhiasan dan kelengkapan pakaian sehari hari pada masa ini dapat dikatakan bahwa belum seberapa dibandingkan dengan masa masa yang berikutnya (lihat gambar 10). Dan kalaupun ada yang memakainya, masih dalam keadaan yang sederhana, karena diambil dari bahan-bahan yang ada disekitar mereka seperti biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan ataupun dari bulu-bulu binatang. Kecuali untuk acara-acara tertentu perhiasan dan kelengkapan pakaian untuk pria dan wanita sudah mulai bervariasi seperti untuk upacara adat dan keagamaan. Pakaian penari dari Tonaas antara lain :

Pakaian Tonaas
Pada masa ini Tonaas maupun Walian menggunakan perhiasan sebagai pelengkapan pakaian mereka berupa kalung bersusun yang didapat dari tumbuh-tumbuhan (biji) serta dua buah selendang yang masing-masing diikatkan pada lengan kiri dan lengan kanan. Dan selanjutya pada kepaladiikatkan lagi sehelai pita dari kain. (lihat gambar 9).
Untuk kaum wanita perhiasannya lebih banyak dan lebih rumit dibandingkan dengan pria. Karena dari arti nama-nama tua dari Minahasa dan dari beberapa bunyi syair maengket telah disebutkan perhiasan-perhiasan wanita dari logam mulia (emas). Nama-nama asli perhiasan wanita suku bangsa Minahasa yang masih dikenal sampai sekarang adalah :
1. Kelana yang berarti cincin atau gelang dari emas.
2. Ginontalan berarti Medalion.
3. Intoi Patola artinya anting-anting dari emas.
4. Wentel artinya gelang dari tembaga atau kuningan.
5. Garing berarti gelang dari gading atau tulang.
6. Ringkit berarti gelang emas.
7. Komansilan adalah gelang dari akar bahar.
8. Kining artinya lonceng = bel kecil dari kuningan.
9. Reget artinya bel kecil dari tembaga. (lihat gambar 8, 10).

Selanjutnya untuk nama-nama dari busana wanita adalah sebagai berikut :
1. Sosolong Ginerungan adalah seperangkat pakaian wanita yang berhiaskan bunga-bungaan atau           diberi motif bunga.
2. Dampaniuw artinya selendang halus yang dibuat dari kain.
3. Rerembet artinya stagen atau kain untuk pengikat pinggang/ perut.
4. Porong Kahu artinya topi dari emas.

Selanjutnya untuk perlengkapan kaum pria adalah :
  • Topi / porong-nimiles.
Topi ini dibuat dari kain yang ditenun sendiri oleh suku Minahasa yaitu tenunan Bentenan. Motifnya diambil dari gambar relief kuburan batu (waruga) yang dilukis kembali (dikutip) oleh Doktor Hetty Palm dalam bukunya ‘’ANCIENT ART OF THE MINAHASA’’. Porong ini berbentuk kain ikat. Nimiles berarti diputar.
Cara memakainya :
Dilingkarkan mengelilingi kepala diatas daun telinga, kemudian disimpulkan pada sebelah kanan dan sisanya dibiarkan terurai. Lihat gambar 11.
· Porong Tonaas Wuaya
(Tonaas Mamuis). Lihat gambar 12.
Porong atau topi ini terdiri dari :
1. Bulu ayam jantan, tangkai bulu ayam dengan dua ngala.
2. Bulu cendrawasih (empat buah) yaitu dua disebelah kiri dan dua disebelah kanan).
3. Motif tangkai padi.
4. Ular putih, hijau dan hitam.
5. Empat buah bunga terompet dll.
  • Ikat Pinggang
Ikat pinggang pria Minahasa disebut Wentel, yang terbuat dari tembaga, pada bagian depan dari wentel ini diberi hiasan naga yang dibuat dari tembaga. Selain itu ada juga yang terbuat dari kulit ular patola yang membentuk mahkota dibagian depannya.
  • Santi Oki
Sebagai pelengkap busana kaum pria Minahasa adalah Pa'i Teke atau Santi Oki atau Belati berukuran kecil.
  • Sompoy
Sompoy merupakan sejenis saku atau tas kecil yang dililitkan melintang dari bahu kanan dan tergantung pada bagian kiri lewat pinggang.
  • Alas Kaki
Pada jaman ini sudah mulai dikenal pengalas kaki walaupun masih dibuat dari kulit kayu yang dianyam menyerupai tali kemudian dilingkarkan pada pergelengan kaki sampai dibetis.
  • Tongkat
Tongkat pada masa ini terbuat dari kayu yang dibuat sedemikian rupa sehingga berkepala dengan motif ular naga. Tongkat yang dibuat dengan kepala ular naga dari emas disebut Teken (lihat gambar 8).

1 komentar: