Pakaian Para Waraney
Pakaian Penari (Waraney Wanita).
Seperti pakaian upacara, maka pakaian untuk penaripun sudah dikenal, walaupun bahan-bahan dan kelengkapannya masih sederhana dan diambil dari bahan-bahan disekitarnya. Namun tak dapat disangkal bahwa ada yang sudah diambil dari bahan yang dibawah oleh pendatang misalnya bahan kain ataupun modelnya sudah mulai berobah. Macam-macam pakaian penari yang dikenal masa itu seperti berikut :
Busana Penari Tombarian
(Waraney Wanita). Lihat Gambar 8.
Busana dari tarian ini sudah lama sekali menghilang dari tanah Minahasa. Diperkirakan tarian ini menghilang sejak masyarakat suku Minahasa berubah dari masyarakat yang Matriarchat (mengikuti hukum keibuan) kebentuk masyarakat Patriarchat (mengikuti hukum kebapakan).
Tarian ini adalah semacam tarian yang ditarikan oleh prajurit-prajurit wanita, karena tarian adalah semacam tari perang, pada masa suku bangsa Minahasa diperintah oleh seorang Walian wanita. Hal ini dijelaskan oleh beberapa penulis bangsa eropa yang menulis bahwa tarian ini ada ketika pada masa pemerintahan dari pemimpin-pemimpin wanita yang berkedudukan sebagai Walian Wangko. Namun data-data/ keterangan dari seragam tarian ini memang sedikit sekali ditulis. Jenis tarian ini sebenarnya masih ditarikan secara pribadi oleh orang-orang tertentu yakni menari-nari sambil berputar-putar sambil memegang ujung kain dengan tangan kiri. Sehingga kelihatannya tarian ini bukan lagi tarian, tapi sudah semacam bela diri oleh kaum wanita terhadap ilmu hitam dari kaum pria. Perkembangan dari busana Kawasaran wanita ini begitu cepat menghilang, karena sangat erat hubungannya dengan kedudukan dan status wanita dalam masyarakat. Dan diperkirakan waraney-waraney wanita masih bertahan sampai memasuki abad ke-14.
Kemudian memasuki abad ke-18 jenis tarian ini berkembang lagi secara individual yaitu hanya ditarikan oleh beberapa orang wanita tua yang masih menguasai ilmu bela diri, karena tarian ini bersifat tarian bela diri.
Adapun nama-nama kelengkapan pakaian dari penari Tombarian yang masih dapat dicatat adalah yang ditemukan dari arti nama-nama Minahasa dalam buku karangan Sam Woley dan J. Pangemanan. Kemudian gambar-gambar dari model busananya masih sempat ditulis oleh seorang penulis bangsa barat bernama Hetty Palm dalam bukunya ‘’Ancient Art Of The Minahasa’’, misalnya : Porong Kahu (porong = topi, kahu = emas). Jadi Porong Kahu artinya topi yang terbuat dari emas. Saying bentuknya tak ada lagi atau tidak diketahui lagi, karena perhiasan dari emas hilang pada jaman Spanyol maupun jaman Belanda.
Busana Penari Kawasaran Pria.
Sama halnya Tombarian untuk wanita, maka Kawasaran inipun adalah tarian perang yang ditarikan oleh pria. Pemimpin dari tarian perang Kawasaran ini bernama TUMUTUSUK (Tumutu = disengaja berulang-ulang kali, tusuk = petunjuk).
Pemimpin ini menggunakan dua buah paruh burung yakni yang satu terdapat dibagian depan dan satunya lagi dibelakang. Pada bahunya terdapat hiasan kain merah bersulam disebut Sasolong. Didadanya terdapat (memakai) penutup dada terbuat dari tembaga tipis yang disebut Karaisengkau. Dahulunya diduga ada baju dari tembaga asli dan pada jaman Spanyo mereka memakai baju dari besi buatan Spanyol.
Tumutusuk ini dikawal oleh dua orang pemain tombak yang disebut Patuusan, yaitu masing-masing ahli dalam mengobati luka karena senjata tajam dan yang seorang lagi disebut Lelean, yaitu ahli dalam pengetahuan dari leluhur dan ahli upacara adat.
Para prajurit sebelum berangkat berperang terlebih dahulu dibuatkan satu upacara adat, untuk menguji kekebalan atau kesaktian berperang dari setiap prajurit. Caranya adalah dengan jalan diperhadapkan antara satu dengan yang lainnya, kemudian saling mengadu kekuatan atau kelincahan masing-masing. Dan kepada mereka yang ternyata belum cukup tangguh menghadapi lawannya akan dimandikan oleh Tonaas-Walian tertentu untuk menambahkan keberanian serta kekebalan terhadap kesaktian yang merupakan syarat mutlak dari setiap prajurit perang.
Untuk memulai permainan, maka para penari Kawasaran harus menghafal sampai 20 (dua puluh) jenis aba-aba antara lain :
1. Masaruan (berhadapan).
2. Gokgok u Santi (goyang senjata).
3. I yayat u santi (angkat senjata sambil berteriak).
4. Sumoi soi (mundur).
5. Malingkawitan (tukar tempat).
6. Kumontak (melompat Jauh).
7. Lumionda (menari).
8. dan sebagainya..
Tarian Kawasaran ini selain ditarikan untuk latihan berperang juga ditarikan untuk kesempatan acara sebagai berikut :
a. Pemberian penghormatan kepada tamu negeri dan hingga kini masih tetap berlaku.
b. Upacara mengusir musibah karena penyakit.
c. Mengawal jenasah para pimpinan negeri pada upacara pemakaman.
d. Mengawal Pengantin.
e. Mengawal upacara Tonaas dan Walian di Watu Pinawetengan dan Watu Tumotowa.
Selain ditarikan pada upacara-upacara tersebut diatas tarian Kawasaran juga dimainkan dalam upacara tahun baru. Dalam upacara ini tarian Kawasaran disebut Mahsasauh karena dalam suasana gembira. Penari Kawasaran ini terdiri dari pria yang dilengkapi dengan pakaian adat perang dengan jumlah yang tak terbatas. (lihat gambar. 6a, 6b).
Online Casino - Online Gambling - Kadangpintar
BalasHapusA casino online 메리트카지노총판 casino with real money in its name. You can also have a variety of 제왕카지노 games and various bonuses like slot games kadangpintar like blackjack,