PERKEMBANGAN PAKAIAN ADAT TRADISIONAL SUKU BANGSA MINAHASA DARI TAHUN 1300-1500 MASEHI (ZAMAN MINAESA)
Seperti diketahui maka zaman ini adalah merupakan zaman yang cukup bersejarah bagi suku bangsa minahasa,karena dalam kurun waktu ini diadakan Musyawarah Besar.Sesuai dengan informasi serta dihubungkan dengan ceramah dari bapak Bert Supit dan cerita-cerita lama, maka dicatat beberapa hal antara lain : Amanat Sang Pemimpin”yang dalam cerita tua,disebut NUWU I TU’A, yang dikumandangkan oleh Tonaas Wangko bernama Kamang Kala atau Muntu Untu ketika diadakan Musyawarah Besar TERSEBUT (PAESAAN IN DEKEN WANGKO). Musyawarah Besar diadakan setelah Nuwu I Tua dikumandangkan ini adalah untuk mengadakan penyebaran dari anak-anak Toar-Lumimuut yang dilaksanakan sesuai dengan Nuwu I Tu’a. Tempat mengadakan Musyawarah Besar adalah di Watu Pinawetengan, sebagai tempat dikumandangkan Nuwu I Tu’a yang diikuti oleh semua pemimpin dan pemuka-pemuka masyarakat ketika itu. Sebagai hasilnya adalah suatu kesepakatan untuk penyebaran dari anak-anak Toar Lumimuut yang sudah mulai padat ditempat yang pertama .
Disampingkan dari penyebaran juga diadakan pembagian wilayah yang terlebih dimateraikan dengan sumpah adat, sebagaimana telah diuraikan pada bagian lain dari tulisan ini. Menurut ceritera tua walaupun mereka masih primitive tetapi mereka sudah memiliki ahli-ahli tertuntu yang mereka sebut Tonaas-tonaas seperti :
1. Tonaas Maulang adalah Tonaas yang ahli memintal benang secara khusus dari kulit kayu.
2. Tonaas Tombarian ialah dengan keahlian membuat pakaian.
3. Tonaas Kekereten adalah khusus mendengar bunyi burung (ketika itu burung berbunyi ada maksud tertentu yang hendak disampaikan
4. Tonaas Porong adalah ahli khusus membuat topi.
Juga di samping ahli-ahli ini ada juga pemimpin-pemimpin upacara adat mereka beri nama WALIAN, yang banyak dijabat oleh kaum wanita, Legenda Minahasa mengakui bahwa Walian yang pertama di Minahasa dijabat oleh seorang wanita yang bernama Karema.
0 komentar:
Posting Komentar